Mediahavefun.com–
(Gambar Utama sumber dari akun instagram “monozukuri_machi”).
Pertama-tama yang akan dijelaskan mengenai Monozukuri adalah makna dari katanya. Berasal dari kata Mono dan Zukuri, Mono berarti benda, dan Zukuri adalah membuat. Jika digabungkan menjadi “membuat benda” atau “membuat produk”. Akan tetapi, makna sebenarnya tidak hanya sekedar itu saja, untuk lebih lengkapnya simak ulasan artikel ini ya, dikutip dari buku karya Yusuke Shindo yang berjudul “Mengenal Jepang”, let’s goooo…
Makna Monozukuri
Sedikit mengulas sejarah..
Setelah perang berakhir, Jepang bisa meraih perkembangan ekonomi yang luar biasa; terutama di bidang manufaktur, satu demi satu mampu memproduksi produk baru yang berkualitas. Apa yang menjadi rahasia dari perkembangan manufaktur Jepang menjadi pembicaraan, dan istilah ini pun digunakan. Sejak dahulu, di Jepang ada tradisi para pengrajin yang sangat peduli untuk selalu membuat produk bagus. Apa yang dilakukan oleh para pengrajin, daripada dibilang “kerja”, lebih tepat adalah “seni”. Tidak ada titik akhir, bahkan mereka akan terus berusaha mengasah kemampuan hingga ajal menjemput. Di Jepang ada banyak toko yang mempunyai sejarah panjang dengan terus mewariskan budaya tersebut hingga beberapa generasi.
Yang melatarbelakangi industri Jepang memproduksi produk yang berkualitas tinggi adalah adanya budaya Jepang ini. Di dalam istilah monozukuri terkandung budaya Jepang yang seperti itu. Selain bermakna “membuat sesuatu”, makna yang mendalam dari monozukuri yaitu “perihal mendidik manusia”. Di Jepang ada tingkatan hubungan Senior dan Junior di dalam lingkungan kerja. Dengan mendapatkan bimbingan yang disiplin dari senior akan menjadi bekal sebuah keahlian untuk junior. Dalam monozukuri, semua pihak terkait harus memiliki perasaan “saya ingin memuaskan pelanggan”. Dan untuk selalu mempunyai perasaan seperti itu, lahirlah pemyempurnaan dan perbaikan yang terus-menerus, yang dalam bahasa Jepang disebut Kaizen. Dalam dunia bisnis di Jepang, seperti halnya dengan monozukuri, kaizen, sering digunakan. Di lokasi produksi di Jepang, kaizen diusulkan dan diterapkan secara terus-menerus.

Sekilas Tentang Jepang
Jepang merupakan negara yang tidak kaya akan sumber daya alam dan dengan luas wilayah yang sempit didiami oleh banyak penduduk. Orang Jepang sangat kesulitan untuk bisa makan. Dahulu banyak orang Jepang yang pindah ke luar negeri disebabkan kemiskinan, khususnya karena tidak ada makanan. Banyak orang Jepang yang kehilangan harapan terhadap Jepang, dan melihat ada harapan di Amerika Selatan, Hawaii, Pantai Barat Amerika, Tiongkok dan lain-lain sehingga mereka berimigrasi ke sana. Saat ini orang Jepang sudah tidak lagi berpindah ke luar negeri seperti sebelumnya. Alasan sebenarnya adalah karena Jepang sudah menjadi negara yang makmur.
Kemudian, apa yang dilakukan Jepang ketika miskin akan sumber daya alam?
Yang dibutuhkan oleh Jepang saat itu adalah mata uang asing. Untuk mendapatkan mata uang asing tersebut, Jepang harus mengekspor sesuatu. Tapi, Jepang miskin akan sumber daya alam, lalu apa yang bisa di ekspor? Orang-orang Jepang tidak mudah menyerah, mereka mulai membangun industri, mengembangkan produk berkualitas yang dihargai oleh dunia, kemudian mengekspornya.

Tentang Toyota, yang Merupakan Salah Satu Monozukuri Jepang
Kalau kita melihat sejarah mobil buatan Jepang, dengan keinginan membuat mobil yang lebih baik, lebih nyaman, serta bisa memuaskan orang yang membelinya, maka para ahli Jepang benar-benar terjun dengan sepenuh hati sehingga bisa meningkatkan kualitas.
Toyota pada dasarnya adalah perusahaan Jepang, dan yang mengembangkan teknologinya adalah orang Jepang. Akan tetapi mobil Toyota yang berjalan di Indonesia adalah “made in Indonesia“. Dengan kata lain, Toyota merupakan salah satu contoh dari hasil suksesnya kerja sama yang baik antara Jepang dan Indonesia.

Monozukuri menjadi latar belakang pekembangan industri manufaktur Jepang. Selain unsur craftmanship yang kuat di dalamnya, faktor-faktor seperti adanya tenaga ahli berpendidikan tinggi dan infrastruktur yang baik juga berperan penting, tidak berbeda dengan yang terjadi di kebanyakan negara maju lainnya. Namun, ada pula faktor-faktor yang khas Jepang, yaitu teamwork di lingkungan produksi. [Mei]