Ekonomi digital Indonesia terus berkembang pesat berkat berbagai inovasi di sektor teknologi, khususnya dalam industri fintech, e-commerce, digitalisasi UMKM, serta kebijakan pemerintah yang mendukung. The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2024 hadir untuk memperkuat tren ini dengan mendorong perkembangan ekonomi digital melalui sinergi antara berbagai pihak. Dengan dukungan 221 juta pengguna internet dan penetrasi ponsel pintar mencapai 233 juta pengguna, IFSE 2024 diharapkan dapat menjadi katalisator utama dalam mendorong adopsi layanan fintech, khususnya di kalangan Milenial dan Generasi Z yang mendominasi 53,821% populasi Indonesia.
Laporan dari Google, Temasek, dan Bain memperkirakan nilai Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia mencapai USD 82 miliar, dan pemerintah menargetkan angka USD 109 miliar pada 2025. Berdasarkan Indeks Daya Saing Digital East Ventures 2023, ekonomi digital Indonesia diproyeksikan melonjak hingga USD 360 miliar pada 2030.
Agar pertumbuhan ekonomi digital ini dapat berkelanjutan, edukasi masyarakat yang menjadi penggerak utama perlu ditingkatkan. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan berada di 65,43% dan inklusi keuangan di 75,02%. Kesenjangan ini menunjukkan perlunya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku industri untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan demi perlindungan konsumen.
Untuk memperkuat fondasi ekosistem fintech dan mendorong kemajuan ekonomi digital, OJK bersama AFTECH, AFSI, dan AFPI menyelenggarakan The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2024 pada 12-13 November di The Kasablanka Hall, Jakarta, dengan tema “Technology Convergence: Shaping the Future of Finance and Beyond.” Acara ini merupakan puncak dari Bulan Fintech Nasional (BFN) yang berlangsung dari 11 November hingga 12 Desember 2024 dan akan dihadiri sekitar 500-750 peserta dari berbagai sektor.
Dalam konferensi pers di Gedung OJK, Kepala Departemen IAKD OJK, Djoko Kurnijanto, menyatakan bahwa tema tahun ini menekankan pentingnya teknologi untuk menghadapi empat tantangan utama: investasi, regulasi, kompetensi sumber daya, serta integrasi dan kolaborasi.
Sekretaris Jenderal AFTECH, Budi Gandasoebrata, menambahkan bahwa IFSE menjadi wadah dialog antara regulator dan industri sekaligus platform bagi pelaku fintech untuk menunjukkan inovasi terbarunya. AFSI memanfaatkan momentum ini dengan meluncurkan 32 program yang memperkuat ekosistem keuangan digital syariah. Sementara itu, AFPI akan mendukung edukasi UMKM terkait manfaat fintech lending dalam pembiayaan usaha.
IFSE dan BFN 2024 juga mengajak masyarakat untuk mengenal lebih dekat fintech dan mendukung digitalisasi UMKM melalui kampanye digital #GueAFIN & #SiPalingFintech. Partisipasi publik dalam acara ini dapat didaftarkan melalui www.bulanfintechnasional.com.