Truecaller, platform untuk identifikasi nomor telepon dan blokir panggilan spam terkemuka, meluncurkan kampanye edukatif #KnowYourCaller dengan menggandeng tiga artis ternama di Indonesia, Yayan Ruhiyan, Dinda Kanya, dan Billy Boedjanger. Dalam video kampanye #KnowYourCaller, masing-masing artis memerankan tokoh fiktif penipuan yang banyak menargetkan pengguna di Indonesia.

Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran orang Indonesia terhadap ancaman spam, sekaligus wujud komitmen perusahaan dalam membantu pengguna di Indonesia untuk berkomunikasi dengan aman dan efisien.

“Saya tertarik bergabung dalam project ini karena tertarik dengan produk dan konsep kampanye ini. Sebelum mengenal Truecaller, saya sering mengabaikan panggilan telepon dari nomor tidak dikenal karena khawatir penipuan. Padahal panggilan itu seringnya merupakan panggilan penting dari keluarga, relasi, maupun kawan. Dengan aplikasi seperti Truecaller, saya merasa terbantu menyaring panggilan telepon,” tutur Yayan Ruhiyan.

Berdasarkan data Truecaller Insight 2020, rata-rata panggilan telepon spam di Indonesia
adalah 18 kali per orang setiap bulannya. Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Indonesia menghadapi ancaman panggilan spam terbesar di Asia dan menempati peringkat
enam dunia.

“Truecaller bertujuan membangun kepercayaan dalam berkomunikasi. Sebagai platform global untuk verifikasi kontak dan memblokir komunikasi tidak diinginkan, kami berhadap kampanye #KnowYourCaller ini dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya keamanan berkomunikasi. Indonesia adalah market prioritas dengan angka ancaman spam yang tegolong tertinggi di dunia,” kata Hitesh Raj Bhagat, Global Head of Corporate Communication Truecaller.

Peningkatan kesadaran publik terhadap ancaman telepon dinilai penting mengingat potensi kerugian yang ditimbulkannya. Kepolisian Indonesia (Polri) menyebutkan laporan kerugiaan dari kejahatan siber umumnya berasal dari penipuan. Pada tahun 2019, total kerugian yang terlaporkan dari penipuan melalui email mencapai Rp144 miliar. Selain itu, kerugian yang ditimbulkan penipuan e-commerce di tahun yang sama mencapai Rp73 miliar. Teknologi dari Truecaller memiliki kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan dalam lingkungan digital. Perusahaan mengkalkulasi total transaksi penipuan digital di Amerika Serikat saja sudah mencapai US$ 30 miliar per tahun. Truecaller telah berhasil mengidentifikasi 31,3 miliar panggilan spam dan 12,8 miliar di seluruh dunia.

Berpartisipasi dalam diskusi interaktif mengenai isu keamanan data di Indonesia yang diselenggarakan Truecaller secara online sebagai bagian dari kampanye #KnowYourCaller, Prof. Dr. Henri Subiakto, Staff Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika bidang Hukum menambahkan, ”Gangguan telepon spam di Indonesia sudah pada tingkat yang sangat menganggu dan merugikan. Upaya pemerintah adalah memerangi spam dengan menindak pelaku penipuan ini dibagian hulu. Jika ada aplikasi yang mampu mencegah terjadinya penipuan digital seperti Truecaller di bagian hilirnya, baik itu spam call maupun spam-spam yang lain, akan sangat bagus dan kami tentunya mendukung.”

Pemeringkatan dari AppAnnie menyebutkan Truecaller merupakan aplikasi 10 teratas di 20
negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Nigeria, India, dan Afrika Selatan.