Review Anime: HIGEHIRO – After Being Rejected, I Shaved and Took in a High School Runaway

2361
mediahavefun.com – HIGEHIRO: Kucukur Janggut, Siswi SMA Kupungut. Yoshida seorang pegawai muda mengumpulkan keberanian untuk mengakui perasaannya terhadap atasannya dan naksir sejak lama yaitu Airi Gotou. Dan tidak berjalan semestinya yang berakhir Yoshida patah hati. Setelah perjalanan pulang ke rumah dengan keadaan mabuk, Yoshida bertemu seorang gadis yang sedang duduk tepat di depan matanya. Sayu Ogiwara, seorang gadis SMA yang sedang malarikan diri dan meminta izin untuk tinggal di rumah Yoshida.
Sumber: Muse Indonesia
Sayu menawarkan dirinya sebagai pengganti biaya tinggal di rumah Yoshida tapi ditolak karena bukan seleranya. Yang akhirnya ia mengizinkan Sayu tinggal di rumahnya, dengan syarat membuat sup miso. Yoshida murni ingin menolong Sayu dengan prinsip yang kuat untuk membuat sayu semakin maju ke depan. Beberapa karakter juga terlibat—secara tidak langsung—membantu Sayu untuk kembali semangat menjalani kehidupannya.
Airi Goto yang mendukung Yoshida untuk menjaga Sayu. Karena menurut Airi, Sayu adalah anak SMA yang masih labil akan dirinya sendiri sehingga ia perlu untuk dibimbing. Yuzuha Mishima yang menghibur Sayu ke tempat karoke. Hashimoto yang membantu Yoshida mencari Sayu. Serta, sang kakak Issa Ogiwara yang mencari-cari informasi tentang adiknya. Dan Asami Yuuki, teman baik di tempat kerja paruh waktu yang sama menolong Sayu agar terus melangkah maju ke depan.

Dorongan semangat yang diberikan Asami untuk Sayu berperan juga dalam pemulihan mental Sayu yang sudah hancur. Perlahan, ia mulai melangkah. Masing-masing dari kita memiliki masa lalu dan juga masa depan, dan kita terus berjuang semampu kita.

Yoshida dan Sayu, kedua karakter ini saling melengkapi satu sama lain. Yoshida ibarat dalam sebuah game, ia adalah buff untuk Sayu. Sementara Sayu adalah brake atau rem untuk Yoshida. Saat Sayu berada di titik terendahnya, Yoshida menyelamatkannya dan membawakan suasana yang tenang untuk Sayu. Sebaliknya, Sayu membuat suasana di rumah Yoshida menjadi penuh canda dan tawa.

Sumber: Muse Indonesia

“Kesadaran akan tanggung jawab hidup baru dapat dirasakan jika sudah beranjak dewasa. Dan itu bukanlah hal yang patut dipikul oleh anak yang mentalnya belum dewasa” – Yoshida

Tepat pada saat ibunya Sayu menampar dan menyalahkan anaknya sendiri di depan Yoshida, ia dapat menahan amarahnya agar tidak terbawa suasana, tentu ia lakukan demi Sayu. Dan akhirnya Yoshida memohon kepada ibunya Sayu untuk membesarkan Sayu agar ia bisa hidup mandiri begitu pun dengan kakaknya ikut memohon.

Apapun yang terjadi, ibunya Sayu adalah orangtua satu-satunya. Anak belum mengetahui bagaimana caranya menjalani hidup ini, oleh karena itu perlu bimbingan orangtua. Jika orangtua menyia-nyiakan anaknya sendiri lebih baik berikan orang lain yang siap menjadi orangtua yang lebih bertanggung jawab.

Anak memang tidak diinginkan untuk lahir, tetapi yang meninginkannya adalah orangtua. Oleh karena itu, orangtua harus bertanggung jawab penuh dengan anaknya. Tetapi sebagai anak, juga harus memahami apa penyebab orangtua bertindak seperti itu. Harus percaya, bahwa saat kita saling mendengarkan satu sama lain, di situlah komunikasi akan berjalan dengan lancar. Akhirnya, Sayu dan ibunya sudah berdamai dengan dirinya masing-masing dan memulai lembaran baru.